Air Distilasi Bantu Jaga Ginjal, Ini Penjelasan Dokter

Air Distilasi – Selama ini kita selalu diajarkan untuk minum air putih minimal delapan gelas per hari. Tapi benarkah air putih yang kita konsumsi setiap hari benar-benar murni dan bersih dari zat-zat pengganggu fungsi ginjal? Di sinilah air distilasi muncul sebagai jawaban provokatif terhadap kebiasaan lama yang dianggap cukup aman.

Air distilasi adalah hasil dari proses penyulingan, di mana air dipanaskan hingga menjadi uap, kemudian dikondensasi kembali menjadi cairan. Proses ini menghilangkan nyaris semua mineral, logam berat, bakteri, dan zat kimia lain yang seringkali tersembunyi dalam air ledeng atau air kemasan biasa.

Dokter Bicara: Kenapa Ginjal Perlu Dijaga dari Dalam

Menurut Dr. Ferry Prasetya, spesialis penyakit dalam dari Jakarta, air distilasi bisa menjadi pilihan logis bagi mereka yang ingin memberikan istirahat bagi ginjal. Ginjal bekerja keras menyaring darah dari limbah dan racun setiap harinya. Zat-zat seperti natrium, kalsium berlebih, atau bahkan fluorida dari air minum biasa, dapat memperberat kerja ginjal dalam jangka panjang.

“Banyak orang tidak sadar bahwa mereka setiap hari memasukkan mineral yang sebenarnya tidak dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar. Jika ginjal terus menerus menyaring kelebihan ini, lama-lama fungsinya bisa menurun. Air distilasi yang murni bisa meringankan beban itu,” ujarnya.

Namun ia menegaskan, air distilasi bukan pengganti total untuk kebutuhan mineral harian. “Mineral tetap dibutuhkan, tapi sebaiknya didapat dari makanan, bukan dari air yang justru kadang menjadi sumber kontaminan,” tambahnya dengan nada serius.

Lebih dari Sekadar Air, Ini Solusi untuk Hidup Bersih

Air distilasi tidak mengandung mineral, artinya ia netral dan tidak menambah beban elektrolit pada tubuh. Bagi penderita batu ginjal, ini bisa menjadi penyelamat. Banyak kasus batu ginjal terjadi karena air yang dikonsumsi mengandung kalsium tinggi atau terlalu banyak zat aditif seperti magnesium dan fosfat.

Tidak hanya untuk penderita penyakit ginjal, air distilasi juga digemari oleh para pelaku gaya hidup sehat ekstrem. Mereka percaya bahwa tubuh yang diberi cairan bebas polutan akan lebih optimal dalam menyerap nutrisi dari makanan.

Bayangkan saja, Anda minum air yang benar-benar bersih, tanpa rasa, tanpa bau, dan tanpa risiko. Bandingkan dengan air kemasan biasa yang meski terlihat jernih, bisa jadi menyimpan residu bahan kimia dari proses pemurnian yang tidak athena 168.

Kontroversi: Apakah Aman Dikonsumsi Setiap Hari?

Tentu saja tidak semua sepakat. Beberapa ahli gizi menyebut bahwa air distilasi terlalu ‘kosong’ untuk dikonsumsi setiap hari. Karena tidak mengandung elektrolit, tubuh bisa kekurangan natrium dan mineral jika tidak diimbangi dengan asupan dari makanan.

Namun, menurut Dr. Ferry, hal itu bukan masalah besar bagi orang yang makan dengan gizi seimbang. “Kalau makananmu lengkap, maka tidak perlu takut soal kekurangan mineral dari air. Fokusnya adalah mengurangi zat yang tidak perlu lewat air minum,” katanya tegas.

Air distilasi juga disebut-sebut mampu mengeluarkan racun logam berat dari dalam tubuh karena sifatnya yang ‘lapar’ akan mineral. Ini yang membuatnya populer di kalangan mereka yang menjalani detoks. Meski belum semua manfaat ini terbukti secara ilmiah, popularitas terus slot terbaru.

Cara Mendapatkan Air Distilasi: Tidak Harus Mahal

Kabar baiknya, tidak melulu harus dibeli dalam botol mahal. Banyak alat destilasi rumahan yang kini dijual bebas. Prosesnya sederhana tapi efektif: air dipanaskan hingga mendidih, kemudian uapnya ditampung dan dikondensasi menjadi cairan. Hasil akhirnya? Air yang 99,9% murni, bebas kontaminasi, siap menjaga ginjal tetap prima.

Air distilasi juga telah lama digunakan dalam dunia medis, terutama untuk sterilisasi alat-alat dan dalam pengobatan pasien ginjal kronis. Kini, penggunaannya mulai merambah ke keseharian, menjadi bagian dari gaya hidup yang lebih sadar kesehatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *